Padi itu semakin berisi semakin merunduk.
Aku punya guru kewirausahaan, namanya pak amang, beliau pernah
bercerita kepada kami (beliau senang menceritakan pengalamannya)
tentang orang yang terlihat kaya dan orang yang hanya nampak kaya.
Beliau mengawali ceritanya dengan pertanyaan, "mas-mas mbak-mbak,
kalian tau apa bedanya orang yang benar-benar kaya dan orang yang
hanya nampak kaya?" Tentu kami (aku dan teman-teman sekelasku)
berusaha menjawab, walau kurang tepat, setelah itu barulah beliau
menjelaskan.
Orang kaya itu adalah orang yang hemat, dalam artian mereka membeli
barang sesuai kebutuhan mereka. Sedang orang yang nampak kaya mereka
boros, mereka membeli barang sesuai keinginan meski sebenarnya tidak
membutuhkan barang tersebut.
Orang kaya itu tidak masalah memakai hp hitam putih jadul, toh yang
mereka butuhkan adalah fungsi telpon dan smsnya. Sedang orang yang
nampak kaya untuk telpon dan sms saja mereka harus memakai hp mewah.
Orang kaya itu tidak menampakkan kekayaannya, mereka senang berbagi,
sedekah mereka berada diawal, mereka tidak bersedekah dengan uang
sisa. Sedangkan orang yang nampak kaya menagkhirkan sedekahnya, kadang
jika tidak ada uang sisa ya tidak bersedekah.
Padi itu semakin berisi semakin merunduk, orang kaya, mereka semakin
berada di atas maka semakin sering mereka melihat kebawah. Orang kaya
yang sebenarnya tidak diukur dari berapa banyak uang yang dia miliki,
tapi dilihat dan dikenali dari mentalnya, mental orang kaya.
Guruku berkata, orang yang tidak punya mental kaya, sebanyak apapun
uang yang dia miliki pasti akan habis, sedang orang yang memiliki
mental kaya, sesedikit apapun uang yang dia miliki pasti akan
bertambah, karena dia akan melakukan sesuatu untuk membuat uang itu
berputar dan bertambah.
Mental "kaya" kaya itu bisa dilatih, dimulai dengan mengikuti
kebiasaan paling sederhana orang bermental kaya, yakni sedekah diawal.
"Jika uang 100 ribu kita tidak bisa sedekah, sampai nanti meski dengan
uang 100 juta pun tetap tidak bisa sedekah." Kata guruku.
Read More
Aku punya guru kewirausahaan, namanya pak amang, beliau pernah
bercerita kepada kami (beliau senang menceritakan pengalamannya)
tentang orang yang terlihat kaya dan orang yang hanya nampak kaya.
Beliau mengawali ceritanya dengan pertanyaan, "mas-mas mbak-mbak,
kalian tau apa bedanya orang yang benar-benar kaya dan orang yang
hanya nampak kaya?" Tentu kami (aku dan teman-teman sekelasku)
berusaha menjawab, walau kurang tepat, setelah itu barulah beliau
menjelaskan.
Orang kaya itu adalah orang yang hemat, dalam artian mereka membeli
barang sesuai kebutuhan mereka. Sedang orang yang nampak kaya mereka
boros, mereka membeli barang sesuai keinginan meski sebenarnya tidak
membutuhkan barang tersebut.
Orang kaya itu tidak masalah memakai hp hitam putih jadul, toh yang
mereka butuhkan adalah fungsi telpon dan smsnya. Sedang orang yang
nampak kaya untuk telpon dan sms saja mereka harus memakai hp mewah.
Orang kaya itu tidak menampakkan kekayaannya, mereka senang berbagi,
sedekah mereka berada diawal, mereka tidak bersedekah dengan uang
sisa. Sedangkan orang yang nampak kaya menagkhirkan sedekahnya, kadang
jika tidak ada uang sisa ya tidak bersedekah.
Padi itu semakin berisi semakin merunduk, orang kaya, mereka semakin
berada di atas maka semakin sering mereka melihat kebawah. Orang kaya
yang sebenarnya tidak diukur dari berapa banyak uang yang dia miliki,
tapi dilihat dan dikenali dari mentalnya, mental orang kaya.
Guruku berkata, orang yang tidak punya mental kaya, sebanyak apapun
uang yang dia miliki pasti akan habis, sedang orang yang memiliki
mental kaya, sesedikit apapun uang yang dia miliki pasti akan
bertambah, karena dia akan melakukan sesuatu untuk membuat uang itu
berputar dan bertambah.
Mental "kaya" kaya itu bisa dilatih, dimulai dengan mengikuti
kebiasaan paling sederhana orang bermental kaya, yakni sedekah diawal.
"Jika uang 100 ribu kita tidak bisa sedekah, sampai nanti meski dengan
uang 100 juta pun tetap tidak bisa sedekah." Kata guruku.